Trenggalek Jawa Barat, Eksisjambi.com – Tradisi spiritual dan mistis masih tetap hidup di tengah masyarakat Jawa, salah satunya melalui keberadaan benda pusaka seperti Keris Semar Mesem dan Minyak Rajah Bulu Perindu.
Kedua benda ini di percaya memiliki tuah khusus yang di yakini mampu membantu pemiliknya dalam berbagai hajat kehidupan.
Menurut penuturan seorang praktisi spiritual asal Trenggalek, benda tersebut tidak hanya sekadar pusaka biasa, tetapi telah melalui proses tirakat, doa, hingga penulisan rajah khusus dengan tangan sendiri.
Proses itu di lakukan di sejumlah tempat yang di anggap keramat, termasuk makam para wali dan auliya.
“Semua ini tetap bergantung pada izin Allah SWT. Benda hanya sarana ikhtiar, sedangkan hasil akhirnya tetap di tentukan oleh Tuhan,” ujarnya.
Berdasarkan keyakinan masyarakat, keris dan minyak rajah ini dipercaya memiliki beragam manfaat, antara lain:
Memikat hati orang yang di tuju atau melembutkan perasaan pasangan., Menambah kharisma dan wibawa pemakainya.
Serta Menjaga hubungan agar pasangan tetap setia, Memudahkan seseorang dalam pergaulan sosial, Menarik keberuntungan, kelancaran usaha, hingga memperluas rezeki dan Menjadi sarana doa agar cita-cita lebih mudah tercapai.
Meski di yakini menyimpan khasiat mistis, sang praktisi menegaskan bahwa pemilik benda pusaka tidak boleh mengandalkan sepenuhnya pada benda tersebut.
“Tetaplah bergantung pada Allah SWT. Jangan sampai kita memandang tuahnya semata, karena semua hanyalah wasilah (perantara),” katanya.
Kepercayaan terhadap benda pusaka memang menjadi bagian dari tradisi masyarakat Jawa yang kaya akan warisan budaya dan spiritual.
Di satu sisi, benda ini di hargai sebagai simbol sejarah, sementara di sisi lain di yakini memiliki energi batin yang dapat mendukung kehidupan sehari-hari.
Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa di tengah arus modernisasi, unsur mistis dan spiritual masih mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
Meski begitu, kalangan ulama dan tokoh agama kerap mengingatkan agar masyarakat senantiasa menempatkan keyakinan utama hanya kepada Allah SWT, sementara pusaka hanyalah sarana doa dan ikhtiar.(*)







