Jakarta – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) bersama Turkish Aerospace melaksanakan rapat untuk merumuskan skema offset dalam pengadaan drone tempur ANKA.
Offset ini mencakup keterlibatan langsung PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai bagian dari transfer teknologi dari Turkiye ke Indonesia.
Dari total 12 unit drone ANKA yang di beli, enam unit akan di kirimkan langsung dari Turkiye dan Sementara enam unit lainnya akan di rakit di Indonesia oleh PTDI dan Keterlibatan PTDI ini menjadi langkah strategis dalam upaya membangun kemandirian industri pertahanan nasional.
Melalui transfer teknologi tersebut, sejumlah kemampuan akan di bangun di PTDI, mulai dari perakitan akhir (Final Assembly Line) dan uji terbang (Flight Line), hingga penguasaan pemeliharaan, perbaikan, dan operasional drone.
Kemampuan ini akan di dukung dengan pelatihan serta praktik langsung (training and practical) bagi teknisi, pilot, dan insinyur uji terbang dari PTDI.
Drone ANKA sendiri merupakan drone tempur kategori MALE (Medium-Altitude, Long-Endurance). Drone ini di rancang untuk misi pengintaian, pengawasan, sekaligus serangan dan ANKA dapat terbang hingga ketinggian 30.000 kaki dengan daya tahan terbang mencapai 24 jam nonstop.
Dengan panjang 8,6 meter, lebar sayap 17,5 meter, serta kapasitas muatan hingga 200 kg, ANKA di lengkapi kamera HD siang dan malam, serta radar Synthetic Aperture Radar (SAR), Teknologi ini memungkinkan drone melacak berbagai target secara simultan dengan pelacak multi target.
Langkah kerja sama ini di pandang sebagai tonggak penting dalam memperkuat kemandirian pertahanan Indonesia sekaligus meningkatkan kapabilitas PTDI dalam industri dirgantara. (*)